TAPIN – Di jantung Kodim 1010/Tapin, gaung kesiapan tempur tak pernah meredup. Alih-alih gemuruh armada atau desing peluru, kali ini, denyut nadi para prajuritlah yang menjadi melodi utama. Sebuah ritual pembentukan baja, Latihan Ketahanan Mars (Han Mars) tanpa beban, baru saja menorehkan jejaknya, bukan sekadar peluh yang menetes, melainkan esensi perjuangan dan dedikasi yang tak terhingga. Ini bukanlah sekadar rutinitas, melainkan episode vital dalam Penilaian Siap Jasmani Militer (PSJM), sebuah cermin yang merefleksikan kekuatan dan kesiapan setiap punggawa pertahanan bangsa.
Di bawah terik mentari Tapin, setiap langkah tanpa beban adalah deklarasi. Menguji, bukan sekadar fisik, tapi juga jiwa. Latihan ini adalah orkestra keselarasan otot dan tekad, dirancang untuk mengukir daya tahan yang tak terpatahkan dan stamina seolah tak berujung. Dalam gelombang tantangan yang kian deras, dari ancaman yang berselubung hingga tugas operasional yang kian kompleks, prajurit adalah tiang pancang. Mereka harus menjadi adaptif, lentur, namun kokoh bak karang yang membentengi negeri. Lebih dari itu, setiap jengkal keringat yang tumpah adalah perekat, mengikat soliditas satuan dan memupuk ikatan persaudaraan sejati, sebuah tim yang bukan hanya rekat, tapi juga tangkas dan responsif dalam menghadapi badai apapun.
“Ini bukan tarian tanpa makna, melainkan pelajaran dasar kemiliteran yang tertulis dalam setiap otot, dan terpahat dalam setiap ingatan,” tutur Letkol Inf Dimas Yamma Putra, Komandan Kodim (Dandim) 1010/Tapin, dengan sorot mata penuh keyakinan.
Beliau menegaskan, medan latihan adalah kelas abadi bagi para prajurit sejati. Profesionalisme tak berhenti pada seragam, melainkan pada kebugaran dan keterampilan yang terjaga.
Konsistensi, sambungnya, adalah mantra sakral; sebuah janji untuk selalu siap sedia menjadi perisai kedaulatan NKRI, menghadapi badai ancaman dari segala penjuru, kapanpun dan di manapun. Beliau menambahkan, PSJM bukanlah pilihan, melainkan amanah dari Markas Besar TNI AD, sebuah komitmen tak tergoyahkan untuk membentuk prajurit sempurna, fisik dan mental.
Dandim 1010/Tapin memancarkan harapan yang membara. Ia membayangkan prajuritnya, tak hanya piawai dalam tugas kewilayahan sehari-hari, namun juga master dalam seni keprajuritan dasar dan taktik peperangan. Mereka adalah penjaga ilmu, menguasai strategi, dan menjalankan etika militer dengan bangga. Harapannya, setiap prajurit menjadi mercusuar kesiapan fisik, selalu berada pada puncak performa. “Hanya dengan demikian, tugas pokok TNI AD dapat mencapai puncaknya, bagai panah yang melesat tepat ke sasarannya, dan kemampuan individu bersinar laksana bintang di angkasa,” pungkas Letkol Inf Dimas Yamma Putra, melukiskan sinergi sempurna antara visi kolektif dan potensi diri.
Dan di balik setiap langkah berat Latihan Han Mars, ada tangan-tangan yang menjaga. Prosedur ketat adalah jubah pelindung. Dimulai dengan cermatnya tim medis Kodim yang mengawasi setiap nadi kehidupan, memastikan setiap prajurit adalah lumbung kekuatan yang utuh, siap tempur tanpa celah. Setelah palu kelayakan diketuk, panggung kemudian diambil alih oleh Bintara Tinggi Operasi (Batiops) Kodim 1010/Tapin. Mereka memimpin simfoni pemanasan, mengalirkan energi ke setiap sendi, mempersiapkan tubuh untuk menghadapi ujian, dan menjaga risiko cedera tetap dalam genggaman. Ini bukan hanya tentang latihan, tapi tentang merawat setiap permata yang menjadi bagian dari keluarga besar Kodim 1010/Tapin.
Dengan setiap helaan napas dan setiap tetes keringat, Kodim 1010/Tapin menegaskan kembali tekadnya: membina prajurit tangguh, adaptif, dan tak tergoyahkan. Mereka adalah benteng hidup, siap menjemput tugas dan kehormatan, demi tegaknya kedaulatan tanah air.(1010).